Minggu, 07 Agustus 2011

Lagi, sosok itu hadir dalam mimpiku


Yahh, tanggal 5 Agustus 2011 saat fajar sedang ingin menampakkan cahayanya ketika selepas shalat shubuh tanpa sadar aku tertidur. Tidur yang singkat namun punya cerita mimpi hampir sama yang pernah kualami sebelumnya. Dalam mimpi itu aku bertemu dengan istri dan juga kedua anakku. Sesaat setelah membuka pintu sebuah rumah, seketika aku disambut pelukan hangat putriku. Seorang anak perempuan yang cantik berambut agak ikal dengan umur sekitar 5-6 tahun, ia dengan manja mendekapku. Lalu kulihat seorang anak lagi, laki-laki dengan usia lebih muda dengan umur sekitar 3-4 tahun, ia terlihat santai melihatku sambil memegang sesuatu tapi tetap kurasakan juga ia adalah anakku. Di dekatnya ada seorang perempuan berjilbab yang kuyakini istriku, ia menatapku dengan senyuman dan terlihat ada keteduhan di wajahnya. Batinku sangat mengenali dengan baik perempuan ini, tapi kenapa aku seolah tidak tahu namanya. Aku juga heran mengapa pandanganku padanya tidak diterima oleh ingatanku akan sebuah nama, padahal batin ini seperti sudah lama kenal dengannya.
Mimpi ini sebenarnya bukan yang pertama kali datang padaku. Sebelumnya ketika masih di Palembang, waktu aku sedang menginap di rumah murobbiku aku mengalami mimpi yang hampir sama. Saat itu ketika waktu hendak menjelang shubuh, tiba – tiba aku terbangun. Namun aku masih ingat betul dengan kisah akhir mimpiku. Dalam mimpi itu, aku sedang berlabuh dari perjalanan laut menggunakan kapal nelayan bersama teman-temanku. Ketika turun dari kapal dan berjalan ke bibir pantai, aku disambut oleh kedua anakku, seorang putri dan seorang putra dimana disamping mereka ada istriku. Ketika melihat sosok perempuan berjilbab tersebut, dalam mimpi itu pun aku membatin, Ohh ternyata dia…”. Ibarat isyarat hati yang seolah aku telah mengenalnya dengan baik sebelumnya, namun aku tidak diingatkan dengan namanya sehingga ketika bangun pun aku tidak tahu namanya siapa. Aku pun sempat menyesal kenapa saat membatin dalam mimpi itu tidak kusebut langsung namanya sehingga memoriku pasti akan merekamnya.
Aku tidak akan menerka-nerka siapa sosok yang hadir 2 kali dalam mimpiku tersebut. Hal ini kulakukan agar hati dan iman ini tetap terjaga dari kontaminasi cinta yang semu. Terjebak di dalamnya ibarat candu, yang akan sulit untuk lepas darinya. Lagipula aku yakin dengan takdir Allah adalah yang terbaik bagiku, mengenai siapa, kapan, dimana dan bagaimananya. Aku anggap apa yang terjadi ini sebagai teka-teki kehidupan yang luar biasa Allah berikan padaku.  
“Sulit memang mendefinisikan apa itu cinta, karena ia punya banyak makna. Seperti angin membadai, kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di tengah kota metropolitan. Begitulah cinta, ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat, hanya terasa tapi dahsyat”(Anis Matta)

0 komentar: