Sabtu, 02 Oktober 2010

Alangkah Ngerinya Negeri Ini....

Indonesia adalah surga bagi penduduknya yang ramah, murah senyum, tenggang rasa dan suka menolong. Kalimat itulah yang selalu disampaikan oleh guruku ketika masih sekolah dulu. Prinsip hidup masyarakatnya yang tertuang dalam pancasila terutama sila kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi jaminan tersendiri bahwa bangsa ini menjunjung tinggi kehidupan sosial yang santun dan bertata krama. Banyak hal memang yang menunjukkan bahwa kultur kehidupan masyarakat telah mengakar dalam tradisi ketimuran yang terjaga. Misalnya saja dalam hal interaksi personal dalam keluarga maupun masyarakat, dimana kita harus menghormati  orang yang lebih tua. Bahkan biasanya diwujudkan dalam bentuk cium tangan atau berkata-kata dengan sopan.
Perkembangan zaman seakan mengikis nilai-nilai kekeluargaan dalam masyarakat, sikap individualis, materialis dan emosional menjadi warna baru bagi kehidupan masyarakat. Selain di kota, wabah ini seakan menjamur juga hingga ke pelosok desa. Mudahnya akses informasi ditambah makin banyak intensitas migrasi warga desa ke kota dan sebaliknya membawa dampak negatif secara horizontal. 
Dalam beberapa pekan terakhir, media - media gencar memeberitakan berbagai bentrok warga terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Walaupun berita mengenai bentrok bukanlah hal baru di negeri ini, tapi hal ini
seolah menjadi sinyal akan hilangnya rasa keamanan masyarakat. Berita paling heboh adalah mengenai bentrok di Kota Tarakan Kaltim. Bentrok antarwarga ini disebabkan oleh kecemburuan sosial yang terjadi antara warga pendatang dan warga pribumi. 3 orang tewas dan ribuan orang dilaporkan mengungsi akibat kejadian ini. Kota Tarakan pun sempat lumpuh total dan kegiatan belajar mengajar pun terpaksa diliburkan. 
Bentrokan juga terjadi di Jalan Ampera Jakarta Barat, dimana 2 orang dilaporkan tewas. Kejadian ini diduga merupakan kelanjutan dari bentrok di klub Blowfish Jakarta Selatan bulan April lalu. Isu etnis/kesukuan lagi-lagi menjadi biang keladi permasalahan bentrok ini.
Sampai tulisan ini dibuat, kerusuhan juga terjadi di Bogor. Kali ini pemukiman warga penganut Ahmadiyah yang diserbu oleh orang-orang tak dikenal.
Kita memang tidak bisa menolak kemajuan zaman, tapi kita juga harus siap menerima konsekuensi logis akibat pengaruhnya terhadap kehidupan bermasyarakat. Hendaknya ini didukung juga oleh kesigapan aparat kepolisian dalam mengayomi masyarakat, serta pemerintah yang bisa mensejahterakan masyarakatnya secara adil.
Yahh, semoga kita bisa mengambil banyak hikmah dari kejadian-kejadian itu. Karena setiap kejadian terdapat sisi pembelajaran hidup yang luar biasa dari Allah SWT.

0 komentar: